Tampilkan postingan dengan label Lingkungan Bisnis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lingkungan Bisnis. Tampilkan semua postingan

Jumat, 08 Januari 2016

Etika Bisnis dan Keberkelanjutan Lingkungan Sumber daya Alam

Pertumbuhan pembangunan ekonomi suatu bangsa atau negara sangat penting dengan laju pertumbuhan ekonomi akan dapat mendorong tingkat pendapatan masyarakat dan menubuh kembangkan daya beli serta peningkatan konsumsi. Pertumbuhan ekonomi tidak membawa dampak terhadap komunitas yang lainnya perlu ada keseimbangan dalam pengelolaan pembangunan ekonomi yang saling terpadu. Keterpaduan pengelolaan pembangunan ekonomi dapat meminimumkan kerusakan-kerusakan yang di sebabkan eksplotasi atau peningkatan produksi dan jasa dalam bisnis.


Pengelola bisnis yang ramah lingkungan adalah pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan saat ini tidaklah mengurangi pemanfaatannya yang disediakan bagi generasi yang akan datang. Untuk itu pengelolaan bisnis yang tepat dan sesuai dapat dilakukan dengan cara pengelolaan bisnis berkelanjutan yaitu penguatan etika bisnis berupa memperhitungkan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan yang efektif dalam pengaturan dan efisiensi dalam pemanfaatnya. Efektifitas pengaturan; Peranan Pemerintah yang mempunyai otoritas yang berpeluang dalam penataan dan tata kelola pembangunan bisnis berkelanjutan yang sangat menentukan untuk penguatan etika bisnis secara nasional. Hal ini disebabkan sebagai institusi yang berwenang dapat mengarahkan dan memberikan dorongan terhadap pelaku kegiatan bisnis dengan membuat kebijakan dan pengaturan yang konstruktif yang efektif. (Baca Juga: Pengelolaan Bisnis Berkelanjutan yang Efektif dan Efisien)

Kebijakan pengaturan dalam kegiatan usaha peran serta Pemerintah sangatlah strategis dalam meminimumkan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan. Selanjutnya dalam upaya pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan tidak saja pengaturan namun mendorong pelaku usaha melakukkan produktivitas usahanya ramah lingkungan. Pemerintah haruslah membuat peraturan dalam operasional bisnis tetap mempertimbangankan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan teutama daya dukung bio fisik, sesuai dengan prinsip dasar pembangunan berkelanjutan. 

Selain itu pengaturan kelembagaan terutama dalam hal rules of the game Pemerintah seharusnya membuat payung hukum yang jelas dan transparan yang memberikan kepastian berusaha dari pelaku bisnis.
Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan lebih difokuskan dalam pemanfaatannya secara, ekonomi, sosial budaya, dengan memperhitungkan daya dukung ekonomi dan daya dukung sosial, jika tidak mempertimbangkan daya dukung ekonomi, sosial, berdampak terhadap pemanfaatan tidak berkelanjutan yang berakibat depresiasi rente ekonomi, disparitas pendapatan dan rusaknya sumber daya alam dan lingkungan.

Well, itulah seputar materi tentang Etika Bisnis dan Keberkelanjutan Lingkungan Sumber daya Alam yang menjadi pokok bahasan dalam postingan (Pengertian Etika Lingkungan Bisnis Dan Perlunya Tanggung Jawab Pelaku Bisnis). Semoga materi pada postingan di blog ini bermanfaat bagi anda yang membacanya.

Pengelolaan Bisnis Berkelanjutan yang Efektif dan Efisien

Etikbisnis - Pengelolaan Bisnis Berkelanjutan yang Efektif dan Efisien Di Indonesia, Dampak dari kerusakan lingkungan hidup akibat tidak di indahkan prinsip-prinsip keberkelanjutan menyebabkan kerusakan meyebar tanpa tak terkendali untuk mengatasi atau sekurang-sekurangnya pihak-pihak pemangku kepenting telah membuat role of the game berupa pengaturan dan Undang- Undang lingkungan.


Peraturan dan undang-undang yang dibuat yang sifatnya memberikan sanksi, mendorong para pakar ekonomi dan sosial mengkaji konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan sebagai acuan dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi yang meminimumkan kerusakan sumber daya alam dan lingkungan. Secara konseptual pengelolaan bisnis berkelanjutan yang efektif dan efisien haruslah melakukan pengelolaan dengan pendekatan berkelanjutan. Perlunya pengelolaan bisnis berkelanjutan dalam bisnis haruslah memahami karatristik dan dinamika lingkungan dan sosial budaya masyarakat agar mengurangi dan meminimumkan kerusakan lingkungan. (Baca Juga: Isu dan Permasalah Kerusakan Lingkungan dan Sumber Daya Alam)

Pembangunan berkelanjutan pertama kali dikenalkan oleh Brundtland Commission (1987) dalam Mitchell at el (2000) terkenal melalui bukunya Our Cammon Future yang memberikan pengertian bahwa pembangunan berkelanjutan menuntut jauh sebelum batas-batas terlampaui dunia harus menjamin seimbangnya akses kesumber-sumber yang terbatas jumlahnya, serta sudah seharusnya mengubah arah teknologi yang dapat mengurangi tekanan-tekanan. Pengertian tersebut walaupun sifatnya kualitatif namun arah kehendak pembangunan berkelanjutan secara jelas tetap menselaraskan kepentingan kebutuhaan pentingnya kelestarian sumberdaya.

Sain et al., (1998), menyatakan pembangunan berkelanjutan adalah
(1). Pembangunan ekonomi untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia
(2). Pembangunan harus sesuai dengan lingkungan
(3). Pembangunan yang sesuai dengan keadilan kesejahteraan yaitu keadilan mendorong pembangunan tersebut menciptakan pendistrubusian keuntungan yang merata mencakup beberapa hal:
1). “intersocietal equity” seperti antar kelompok dalam masyarakat menghargai hak khusus masyarakat lokal dan lain-lain
2). “intergenerational equity” tidak membatasi peluang untuk generasi mendatang
3). “International equity” dapat memenuhi kewajiban (obligasi) terhadap bangsa lain dan terhadap masyarakat internasional mengingat ada saling ketergantungan masyarakat dunia.

Young (1992) yang diacu dalam Kay dan Alder (1999) pembangunan berkelanjutan tersebut harus mengkaitan aspek -aspek yaitu:
1). Intergritas lingkungan;
2). Efisensi ekonomi;
3). Keadilan kesjahteraan (equity)

Kay dan Alder (1999) menyatakan konsep pembangunan berkelanjutan harus berdasarkan 4 faktor yaitu ; (i) terpadunya konsep “equity” lingkungan dan ekonomi dalam pengambilan keputusan; (ii) dipertimbangkan secara khusus aspek ekonomi;(iii) dipertimbangkan secara khusus aspek lingkungan; (iv) dipertumbangkan secara khusus aspek sosial budaya.

Selanjutnya dikemukakan pula persyaratan untuk terwujudnya pembangunan berkelanjutan yaitu:
1). Terpadunya antara konservasi dan pengembangan
2). Kepuasan atas kebutuhan dasar manusia
3). Peluang untuk memenuhi kebutuhan manusia yang bersifat non materi
4). Berkembangnya kearah keadilan sosial dan kesjahteraan
5). Menghargai dan mendukung keragaman budaya
6). Memberikan peluang penentuan identitas diri secara sosial dan menumbuh kembangkan ketidak -tergantungan diri
7). Menjaga intergritas ekologis

Munasinghe (2001) menyatakan pembangunan berkelanjutan suatu kegiatan pengunaan sumberdaya untuk meningkatkan kesejahteraan individu/masyarakat secara efisien dan memberikan kesempatan pengunaan sumberdaya untuk kepentingan generasi mendatang dengan tetap memperhitungkan: Dimensi ekonomi; (i) pertumbuhaan, (ii) efisiensi, (iii) stabilitas produksi. Dimensi sosial; (i) pemberdaya, (ii) pembimbingan/konsultasi (iii) peranan Pemerintah. Dimensi lingkungan berupa; (i) sumberdaya alam, (ii) pencemaran, (iii) daya tahan species dan keanekaragaman species.

Berdasarkan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan diatas pemanfaatan sumberdaya pesisir haruslah memperhatikan dimensi-dimensi (ekologi,ekonomi, sosial, dan kelembagaan dan hukum) yang ada di wilayah pesisir. Hal ini berguna untuk menjamin keberkalanjutan sumberdaya pesisir dengan pemanfaatan yang efisien dan efektif.

Well, itulah seputar materi tentang Pengelolaan Bisnis Berkelanjutan yang Efektif dan Efisien yang menjadi pokok bahasan dalam postingan (Pengertian Etika Lingkungan Bisnis Dan Perlunya Tanggung Jawab Pelaku Bisnis). Semoga materi pada postingan di blog ini bermanfaat bagi anda yang membacanya.

Isu dan Permasalah Kerusakan Lingkungan dan Sumber Daya Alam

Etikbisnis - Isu dan Permasalah Kerusakan Lingkungan dan Sumber daya Alam Di Indonesia, Kerusakan lingkungan disebabkan dampak dari pertumbuhaan bisnis dalam pembangunan ekonomi sudah menjadi isu politik ekonomi dan sosial budaya. Kondisi tersebut telah mendorong menjadi agenda kajian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam mengatasi kerusakan lingkungan, kemiskinan dan kesehatan pendidikan yang menjadi permasalahan di dalam negara-negara terkebelakang antara lain di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.


Muncul permasalahan-permasalahan yang berakibat kerusakan-kerusakan sumber daya alam disebabkan ekstranilitas berlebihan tanpa memperhatikan daya dukung sumber daya alam yang dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan ekonomi. 

Faktor-faktor yang menyebabkan sumber daya alam dan lingkungan terjadi kerusakan tersebut antara lain:
  • Rendahnya pengaturan barang publik dan sumber daya milik bersama (common resources) yang belum ada kelembagaan yang mengaturnya. 
  • Tidak adanya kelembagaan pengaturan barang publik dan sumber daya milik bersama telah mendorong eksplotasi sumber daya dan lingkungan dieksplotasi secara bisnis berlebihan tanpa memperhitungkan daya dukung dan daya tampung sumber daya alam itu dan lingkungannya. 

Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan dalam memanfaatkan barang publik dan sumber daya bersama untuk membuang limbah perusahaanya dan kurang tanpa merasakan tanggung jawab terhadap dampak lingkungannya.

Dampak tidak jelasnya pengaturan yang tidak efektif menyebabkan ekspolitasi yang dilakukan oleh dunia bisnis tanpa batas sehingga terjadinya kerusakan lingkungan barang publik dan suber daya alam antara lain pencemaran lingkungan air sungai sebabkan pabrik-pabrik membuang limbahnya tanpa menghiarukan akibat dari pembuang limbah industrinya menyebabkan mutu air sungai rusak dan ikan-ikan ikut mati akibat keracunan. Kerusakan sumber daya alam akibat ekspolitasi oleh perusahaan pertambangan, perkebunan telah merusak ekosistem hutan dan laut. Akibat kerusakan tersebut menjadikan mutu daya tanah menurun, kerusakan trumbu karang, abrasi pantai, pencemaran laut.

Selanjutnya kerusakan sumber daya alam dan ekosistem disebabkan adanya kegagalan pasar tidak sumpurnanya pasar adanya monopoli dan kartel-kartel didalam pasar yang secara sosial ekonomi merugikan masyarakat dan lingkungan. Selain itu kerusakan lingkungan dan sumber daya alam di sebabkan kegagalan pemerintah dalam mengelola sumber daya alam dan lingkungan dikarenakan adanya kepentingan pribadi penguasa sehingga memunculkan rent seeking atau mencari keuntungan pribadi atau kelompok dengan cara mengambil keuntungan dari eksplotasi sumberdaya alam dan lingkungan tersebut.

Isu dan permaslahan yang di uraikan diatas secara sosial budaya dan politik telah memicu benturan-benturan antara masyarakat dan pelaku bisnis disebabkan kurangnya pihak pelaku bisnis memahami sosial budaya masyarakat berakibat terjadinya konflik dilingkungan perusahaan beroperasi. 

Well, itulah seputar materi tentang  Isu dan Permasalah Kerusakan Lingkungan dan Sumber Daya Alam yang menjadi pokok bahasan dalam postingan (Pengertian Etika Lingkungan Bisnis Dan Perlunya Tanggung Jawab Pelaku Bisnis). Semoga materi pada postingan di blog ini bermanfaat bagi anda yang membacanya.

Pengertian Etika Lingkungan Bisnis Dan Perlunya Tanggung Jawab Pelaku Bisnis

Pada materi postingan ini saya akan menjelaskan pengambilan keputusan bisnis dan lingkungan, menjelaskan kebijakan lingkungan pasar dan kebijakan peraturan, mengambarkan prinsip-prinsip efisiensi ekologi dan lingkungan berkelanjutan. Untuk itu saya harap anda dapat membaca materi ini hingga selesai dan memahaminya.

Telah nyata kerusakan bumi dan Alam disebabkan tidak Cerdasnya Manusia mengelolaa Bumi dan Alam sehingga akibatnya di rasakan oleh Manusia itu sendiri. Di Era Tahun tujuh puluhan telah di canangkan oleh para pakar lingkungan hidup bahwa telah banyak kerusakan sumber daya alam yang ikut serta hilangnya mata rantai ekosistem di muka bumi. Akibatnya terdragadasi kesuburan tanah yang berdampak terhadap kehidupan flora dan fauna yang secara alamiah memanfaatkan mata rantai ekosistem. Selain itu kerusakan sumber daya alam dan lingkungan telah membuat bencana bagi kehidupan manusia, dan flora, fauna berupa terjadi kebakaran hutan kekeringan dan banjir,tanah langsor yang terjadi dimana-mana sudut bumi.


Eksplotasi yang dilakukan oleh manusia terutama untuk pembangunan ekonomi tanpa memperhitungkan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan berakibat terjadinya kerusakaan-kerusakan secara cepat ekosistem sumber daya alam dan lingkungan. Sejatinya pembangunan secara umum adalah untuk meningkatkan harkat dan martabat suatu komunitas masyarakat bahkan yang lebih besar lagi menumbuhkembangkan kemakmuran dan keadilan bagi masyarakat secara luas dalam lingkup negara.

Permasalahan yang muncul saat ini banyak pembangunan telah membuat dampak penurunan sumber daya alam sehingga membuat hilangnya mata rantai ekosistem sumber daya alam dan linkungan baik secara ekologi maupun sosial budaya. Permasalahan yang muncul disebabkan pembangunan tidaklah berdiri sendiri melainkan besarnya dorongan pelaku-plaku bisnis hanya untuk mengejar keuntungan tanpa mengindahkan apakah perbuatan atau pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan itu terjadi kerusakan tidaklah menjadi perhitungan dari mereka sehingga banyak terjadi kasus-kasus yang berakibat benturan antara pelaku bisnis dengan masyarakat.
  (Baca Juga: Prinsip Etika Dalam Bisnis Di Indonesia)
Kasus-kasus kerusakan sumber daya alam dan lingkungan dengan adanya pembaangunan industri yang berakibat terjadi pencemaran baik disungai maupun dilautan (kasus sungai ciliwung, pencemaran laut di laut utara jawa berakibat rendahnya produksi nelayan tangkap). Selanjutnya pencemaran udara yang menyebabkan banyaknya jenis-jenis penyakit yang di derita oleh manusia itu sendiri.

Kerusakan sumber daya alam dan lingkungan secara perlahan-lahan namun pasti tidak disadari oleh manusia telah mengrogoti dasar-dasar kehidupan dan secara perlahan-perlahan telah mempengaruhi produktivitas dan kinerja binis baik secara mikro dan makro. Secara mikro penurunan bisnis akan terasa dengan terhambatnya produksi atau jasa di sebabkan banjir dan langsor serta bencana alam yang berakibat rusaknya infrastruktur, bencana alam yang datang tiba-tiba seperti gempa bumi dan tsunami. Secara makro kerusakan sumber daya alam memicu pengeluaran-pengeluaran yang tidak terencana yang berakibat tidak mampunya mendorong sistem perekonomian secara regional dan internasional dikarenakan tersedotnya dana-dana pembangunan ekonomi untuk memperbaiki kerusakan dan rehabilitasi sumber daya alam.

Phenomena gambaran tersebut telah menjadikan kesadaran bersama bagi setiap manusia dan komunitas internasional untuk mengurangi dampak dari pertumbuhan bisnis dan ekonomi terhadap kerusakan sumber daya alam. Terutama usaha bisnis yang berlangsung dan mengunakan input produksi menggunakan sumber daya alam sehingga himbauan dan peraturan dibuat untuk lebih berhati-hati dan mempertimbangkan kerusakan sumber daya alam dan ekosistemnya.

Isu dan Permasalah Kerusakan Lingkungan dan Sumber Daya Alam
Kerusakan lingkungan disebabkan dampak dari pertumbuhaan bisnis dalam pembangunan ekonomi sudah menjadi isu politik ekonomi dan sosial budaya. Kondisi tersebut telah mendorong menjadi agenda kajian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam mengatasi...(Selengkapnya)

Pengelolaan Bisnis Berkelanjutan yang Efektif dan Efisien
Dampak dari kerusakan lingkungan hidup akibat tidak di indahkan prinsip-prinsip keberkelanjutan menyebabkan kerusakan meyebar tanpa tak terkendali untuk mengatasi atau sekurang-sekurangnya pihak-pihak pemangku kepenting telah membuat role of the game berupa...(Selengkapnya)

Etika Bisnis dan Keberkelanjutan Lingkungan Sumber daya Alam
Pertumbuhan pembangunan ekonomi suatu bangsa atau negara sangat penting dengan laju pertumbuhan ekonomi akan dapat mendorong tingkat pendapatan masyarakat dan menubuh kembangkan daya beli serta peningkatan konsumsi. Pertumbuhan ekonomi tidak...(Selengkapnya)

Well, itulah seputar materi tentang Pengertian Etika Lingkungan Bisnis Dan Perlunya Tanggung Jawab Pelaku Bisnis. Semoga materi pada postingan di blog ini bermanfaat bagi anda yang membacanya.